Rumah Mode Yogyakarta
Rabu, 25 September 2013
Rumah Mode Yogyakarta: Dani Menggenggam 2 Butik dan 1 Rumah Produksi
Rumah Mode Yogyakarta: Dani Menggenggam 2 Butik dan 1 Rumah Produksi: Mengutip Yogya, TRIBUN (7/7) - Mengawali bisnis di dunia fashion sejak tiga tahun lalu, Dani Paraswati kini memetik hasilnya. Dua rumah b...
Rumah Mode Yogyakarta: Dani Menggenggam 2 Butik dan 1 Rumah Produksi
Rumah Mode Yogyakarta: Dani Menggenggam 2 Butik dan 1 Rumah Produksi: Mengutip Yogya, TRIBUN (7/7) - Mengawali bisnis di dunia fashion sejak tiga tahun lalu, Dani Paraswati kini memetik hasilnya. Dua rumah b...
Rumah Mode Yogyakarta: Beludru Berkelas | Dani Paraswati Masuk Koran Lagi...
Rumah Mode Yogyakarta: Beludru Berkelas | Dani Paraswati Masuk Koran Lagi...: Berkelas Melalui Beludru Beludru yang memberi kesan berkelas tidak hanya pantas di ter apkan di busana formal. Material yang...
Rumah Mode Yogyakarta: Beludru Berkelas | Dani Paraswati Masuk Koran Lagi...
Rumah Mode Yogyakarta: Beludru Berkelas | Dani Paraswati Masuk Koran Lagi...: Berkelas Melalui Beludru Beludru yang memberi kesan berkelas tidak hanya pantas di ter apkan di busana formal. Material yang...
Rumah Mode Yogyakarta: “Melestarikan Batik dengan Cara Kami” ...
Rumah Mode Yogyakarta: “Melestarikan Batik dengan Cara Kami” ...: “Melestarikan Batik dengan Cara Kami” Pada 2 oktober 2012, Indonesia memperingati Hari Batik Nasional untuk kali ketiga, ...
“Melestarikan Batik dengan Cara Kami”
Pada 2
oktober 2012, Indonesia memperingati Hari Batik Nasional untuk kali ketiga,
setelah batik dinyatakan oleh UNESCO sebagai world heritage dari Indonesia.
Memperingati Hari Batik para wanita yang tergabung dalam Srikandi Community pun
sengaja menggelar kegiatan arisan dengan dress
code batik di hari itu.
Menggunakan
busana batik favoritnya ,perempuan permpuan yang tergabung dalam komunitas ini
terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan yang diselenggarakan disalah satu
destinasi wisata peninggalan sejarah di DIY Taman Sari Jogja.
“Arisan
kali ini kami memang sengaja menyesuaiakan dengan moment Hari Batik. Kami ingin
berpatisipasi merayakan Hari Batik, karena batik ini sudah menjadi busana
berhari hari bagi kami, tak hanya diluar, dirumah pun batik nyaman digunakan,”
ujar Atik Rahayuningtyas, salah satu anggota arisan Srikandi, saat ditemui
Harian Jogja Express, selasa (2/10).
Yenik
Mattalatta, salah satu koordinator Srikandi Community mengatakan sebagai
perempuan Indonesia, melestarikan batik sudah mejnadi suatu kewajiban. Apalag
dimata dunia internasional, batik ini sudah menjadi ciri khas dari Indonesia.
Menurutnya, saat ini batik sudah menjadi busana yang bisa digunakan dimana saja,
baik untuk kegiatan resm maupun dirumah. Jika dulu batik dianggap kuno dan
hanya digunakan di acara formal saja, namun saat ini batik justru bisa
membuatnya modis dan anggun.
“Apalagi
batik sekarang hadir dengan warna warna menarik dan cerah, tiak hanya merah dan
coklat saja. Selain itu juga bisa dimodifikasi dengan bahan lainya, bati
sekarang modis,” katanya.
Hal
senaa juga diunggkapkan oleh koordinator lainnya, Novita Pratika ismayanti.
Menurutnya, busan batik yang dihadirkan saat ini pun mengikuti trend yang ada didunia fashion. Bahkan
banyak desainer dari jogja yang khusus menghadirkan batik dari tren busana.
“Modelnya
sekarang lucu, nggak hanya kebaya, jarik atau sarung saja. Untuk menambah
pengetahuan tentang model baju batik, kami juga melihat fashion show dari desainer-desainer tersebut. Ini merupakan upaya
kami untuk ikut serta melestarikan batik,”jelasnya.
Srikandi
Community sendiri merupakan komunitas arisan para perempuan yang berasal dari
berbagai profesi, baik ibu ibu rumah tangga, pengusaha dan wanita karier. Saat
ini terdapat sekitar 22 perempuan yang tergabung di dalamnya. Arisan yang baru
terbentuk diagustus 2012 ini pun mempunyai banyak kegiatan social.
“Misalnya
pada arisan kali ini, kami mencoba untuk ikut serta untuk melestarikan warisan
budaya batik dengan cara kami. Selain itu yang akan kami bahas diarisan kali
ini yakni rencana untuk hari raya kurban mendatang, rancananya kami datang
berkurban bagi panti asuhan dilereng merapi. Kami akan berkurban dari Srikandi
Community berencana untuk menyediakan satu ekor sapid an sekitar delapan ekor
kambing,”tambah Novi. (devi@harianjogja.com)
Selasa, 24 September 2013
Beludru Berkelas | Dani Paraswati Masuk Koran Lagi
Berkelas
Desainer Dannique House of Mode, Dani Paraswati,
memilih material beludru untuk diterapkan dalam busana muslim karena sesuai
dengan konsep rancangan yang diusung, elegan, eksklusif dan simple. “Sekalipun
bajunya sederhana, material beludru mampu membuat tampilan menjadi mewah,”
ujarnya dalam pagelaran busana Dannique House of Mode yang diadakan di
auditorium Jogja International Hospital beberapa waktu lalu.
Bahan
beludru yang panas telah diantisipasi dengan penggunaan katun sintetis serta
lapisan dalam yang menyerap keringat sehingga tidak ada alasan untuk
mengabaikan material ini. Tidak hanya itu, beludru yang kebanyakan polos dan
tidak bermotif tampil berbeda dalam karyanya karena secara kebetulan ia
menemukan kain beludru yang memiliki motif.
Kendati
demikian, beludru bukanlah satu-satunya bahan yang digunakan. Sifon, thai silk,
serta silk yang memberi kesan dinamis menjadi kombinasi dalam koleksi karyanya
yang berbeda dari kebanyakan hijab.
Sementara
untuk rancangannya, pemilik butik yang berlokasi di Jalan Affandi CT 10 Nomor
15 dan Jalan Kaliurang Km 8,5 Nomor 35 ini, memilih busana muslim casual yang bias
juga dikenakan untuk pergi ke pesta. Kombinasi blazer ata two pieces masih
mendominasi ke-16 karyanya yang dipamerkan.
Modifikasi
blazer yang selama ini menjadi salah satu kekahasan Dani juga tampak dengan
dengan rancangan berupa coat atau jas panjang yang bias dikenakan pada
kesempatan formal. Aplikasi temple dan renda menghiasi busana muslim di bagian
krah dan lengan.
“Karena
ini koleksi untuk perempuan, animal print dan nuansa floral menjadi sangat
kentara, mengingat kebanyakan perempuan
suka dengan motif tersebut,” ujarnya yang menerapkan motif leopard dan zebra
untuk tema animal print dan warna jingga si tema floral.
Soal
aksesoris ternyata juga menjadi perhatian Dani. Selama ada bagian yang bias dieksplorasi
maka ia akan memakai aksesoris. Missal untuk kalung panjang dapat diterapkan
jika bagian dada masih terasa kosong . Kalung bebatuan ataupun gelang juga
dapat dikenakan saat merasa ada bagian yang kurang tereksplorasi dalam
berbusana. (switzy@harianjogja.com)
Langganan:
Postingan (Atom)