Rabu, 25 September 2013

“Melestarikan Batik dengan Cara Kami”
                Pada 2 oktober 2012, Indonesia memperingati Hari Batik Nasional untuk kali ketiga, setelah batik dinyatakan oleh UNESCO sebagai world heritage dari Indonesia. Memperingati Hari Batik para wanita yang tergabung dalam Srikandi Community pun sengaja menggelar kegiatan arisan dengan dress code batik di hari itu.
                Menggunakan busana batik favoritnya ,perempuan permpuan yang tergabung dalam komunitas ini terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan yang diselenggarakan disalah satu destinasi wisata peninggalan sejarah di DIY Taman Sari Jogja.
                “Arisan kali ini kami memang sengaja menyesuaiakan dengan moment Hari Batik. Kami ingin berpatisipasi merayakan Hari Batik, karena batik ini sudah menjadi busana berhari hari bagi kami, tak hanya diluar, dirumah pun batik nyaman digunakan,” ujar Atik Rahayuningtyas, salah satu anggota arisan Srikandi, saat ditemui Harian Jogja Express, selasa (2/10).
                Yenik Mattalatta, salah satu koordinator Srikandi Community mengatakan sebagai perempuan Indonesia, melestarikan batik sudah mejnadi suatu kewajiban. Apalag dimata dunia internasional, batik ini sudah menjadi ciri khas dari Indonesia. Menurutnya, saat ini batik sudah menjadi busana yang bisa digunakan dimana saja, baik untuk kegiatan resm maupun dirumah. Jika dulu batik dianggap kuno dan hanya digunakan di acara formal saja, namun saat ini batik justru bisa membuatnya modis dan anggun.
                “Apalagi batik sekarang hadir dengan warna warna menarik dan cerah, tiak hanya merah dan coklat saja. Selain itu juga bisa dimodifikasi dengan bahan lainya, bati sekarang modis,” katanya.
                Hal senaa juga diunggkapkan oleh koordinator lainnya, Novita Pratika ismayanti. Menurutnya, busan batik yang dihadirkan saat ini pun mengikuti trend yang ada didunia fashion. Bahkan banyak desainer dari jogja yang khusus menghadirkan batik dari tren busana.
                “Modelnya sekarang lucu, nggak hanya kebaya, jarik atau sarung saja. Untuk menambah pengetahuan tentang model baju batik, kami juga melihat fashion show dari desainer-desainer tersebut. Ini merupakan upaya kami untuk ikut serta melestarikan batik,”jelasnya.
                Srikandi Community sendiri merupakan komunitas arisan para perempuan yang berasal dari berbagai profesi, baik ibu ibu rumah tangga, pengusaha dan wanita karier. Saat ini terdapat sekitar 22 perempuan yang tergabung di dalamnya. Arisan yang baru terbentuk diagustus 2012 ini pun mempunyai banyak kegiatan social.
                “Misalnya pada arisan kali ini, kami mencoba untuk ikut serta untuk melestarikan warisan budaya batik dengan cara kami. Selain itu yang akan kami bahas diarisan kali ini yakni rencana untuk hari raya kurban mendatang, rancananya kami datang berkurban bagi panti asuhan dilereng merapi. Kami akan berkurban dari Srikandi Community berencana untuk menyediakan satu ekor sapid an sekitar delapan ekor kambing,”tambah Novi. (devi@harianjogja.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar