Mengutip Yogya, TRIBUN (7/7) - Mengawali bisnis di dunia fashion sejak tiga tahun lalu, Dani Paraswati kini memetik hasilnya. Dua rumah butik bernama Dannique House Of Mode ditambah satu rumah produksi, kini dalam genggamannya. Produk fashion yang membidik market kelas menengah ke atas itu kini beromzet puluhan juta rupiah per bulan.
Usaha Dani pun terpilih sebagai 20 finalis Wirausaha Baru Bank Indonesia (WUBBI) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta. Coaching business BI yang ia ikuti, menurut Dani, sangat dirasakan manfaatnya. "Secara psikologis, pasti, saya lebih percaya diri. Saya juga sudah punya blue print usaha saya ke depan seperti apa," bebernya, Kamis (3/7).
ia pun memperoleh ilmu strategi promosi branding. selain itu, ilmu yang diberikan oleh top coach saat coaching business benar-benar dirasakan manfaatnya. "Dulu nggak pede naikin harga. sekarang sudah berani, dan hasilnya justru di luar dugaan. Margin di bulan ke tiga naik tiga kali lipat," imbuh istri Arief Gunarto tersebut.
Perempuan kelahiran Semarang, Jateng, 31 Desember 1977, ini pun menceritakan awal bisnisnya, yang belakangan disupport oleh pihak BI. Sejak duduk di bangku sekolah, istri Arief Gunarto tersebut memang telah menemukan passion di bidang fashion.
Dani telah lama akrab dengan dunia fashion. Dahulu, lulusan SMK N 6 Yogyakarta ini meneruskan kuliah ke FPTK UNY dari jalur PMDK, mengambil konsentrasi Tata Busana. "Dari situlah saya menemukan passion di dunia fashion lalu saya mengawali bisnis di bidang ini," jelas Dani, Kamis (4/7).
saat mengawali bisnis, Dani mengaku masih merambah pasar komersil. Namun seiring berjalannya waktu ia pun belajar analisis konsumen untuk menentukan target market agar margin keuntungan lebih besar. "Pada akhirnya ketemu, saya tentukan segmen menengah atas sebagai target market saya," jelasnya.
Benar saja, dengan rancangan dan produksi yang dibuat limited edition, produk-produk fashionnya kini telah mencuri hati konsumennya. "Produk limited edition dan tren yang saya ciptakan sendiri justru digemari sekaligus dikenali konsumen, karena menurut mereka produk saya mempunyai ciri khas tersendiri," tuturnya.
Dani mengaku produk-produk fashion bagi hijabers yang ia rancang tak mengikuti arus tren. "Tren itu kan hanya sesaat. Saya lebih suka bikin tren sendiri," tegasnya.
Meski dengan segmen kelas menengah ke atas, Dani mengaku tak khawatir akan persaingan usaha dengan butik-butik di wilayah Yogyakarta yang semakin menjamur dan bias menjual dengan harga rendah. "Dengan target market yang saya tentukan justru keuntungan lebih besar. Bagi saya lebih baik melayani 20 persen konsumen fanatic ketimbang 80 persen konsumen lain yang sebaliknya," ucap dia.
Dengan inovasi desain dan kualitas bahan yang ia produksi sendiri nyatanya kini ia bias melebrkan sayap bisnisnya dengan membuka Dannique House of Mode baru. Rata-rata setiap butik omzetnya tembus Rp 35 jutaan per bulan. sedangkan rumah produksinya per bulan beromzet sekitar Rp 40 juta.
Selama ini Dani memanfaatkan event fashion show dan pameran untuk memperluas marketnya. "Kemarin sempat mengadakan show tunggal dan hasilnya luar biasa. Kalau promo dengan brosur belum tapi lebih promo mulut ke mulut," kata Dani, yang memiliki 18 karyawan. (evn)
- Dannique House of Mode
Jl. Kaliurang Km 8,5 no 35 Dayu, Sleman. Jl. Afandi CT 10 no 15 Pelem Kecut Sleman | 0813 2887 9000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar